Sabtu, 07 Januari 2012

Saltstone dan pemanfaatannya

BAB I
PENDAHULUAN
   I.1 Latar Belakang
Geologi dasar merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari unsur-unsur yang ada di bumi serta berkaitan juga dengan pembentuk kulit bumi, yang mencakup mengena cara terjadinya, komposisi, klasifikasi batuan tersebut dan hubungannya dengan proses-proses dan sejarah geologinya.
Setelah mengenali beberapa jenis batuan yang ada di bumi, ada salah satu jenis batu yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Ini karena batu tersebut sangat membantu menjebak minyak bumi atau gas yang sering dijumpai di Teluk-teluk dan daerah-daerah Timur Tengah. Batu tersebut adalah batu garam atau yang sering dikenal sebagai rock salt dan termasuk ke dalam batuan sediment. Batu garam ini terbentuk dari kumpulan mineral yang sering disebut halite. Mineral halite mempunyai rumus kimia NaCl. Akan tetapi batu garam bisa juga mengandung pengotor-pengotor dan umumnya yang berasosiasi dengan batu garam tersebut adalah anhydrite (CaSO4), gypsum (CaSO4.2H2O), dan juga sylvite (KCl).
Terbentuknya batu garam ini umumnya akibat dari penguapan air yang mengandung garam seperti air laut yang banyak mengandung ion-ion Na+ (Sodium) dan Cl-(Cloride). Batu garam ini umumnya terbentuk di daerah danau yang mengering akibat penguapan, teluk-teluk yang relative tertutup, daerah estuarine yang ada di daerah arid, daerah-daerah di dekat laut seperti lagoon dan lain-lain.
I.2.  Tujuan Penulisan
       Makalah ini dibuat untuk mengetahui masalah genesa, determinasi serta kegunaan batu garam terutama yang berkaitan dengan dunia pertambangan.
I.3.  Pembatasan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang batu garam pada ganesa, klasifikasi serta kegunaannya.



BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA
II.1.  Magma
Magma  merupakan batu-batuan cair yang terletak di dalam kamar magma di bawah permukaan bumi. Magma di bumi merupakan larutan silika bersuhu tinggi yang kompleks dan merupakan asal semua batuan beku. Magma berada dalam tekanan tinggi dan kadang kala memancutgunung berapi dalam bentuk aliran lava atau letusan gunung berapi.Hasil letupan gunung berapi ini mengandung larutan gas yang tidak pernah sampai ke permukaan bumi. Magma terkumpul dalam kamar magma yang terasing di bawah kerak bumi dan mengandung komposisi yang berlainan menurut tempat magma itu didapati. keluar melalui pembukaan
II.2.  Batuan
Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan menurut komposisi mineral. Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:
a. Kandungan mineral dan jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu itu.
b. Tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu;
c. Struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
d. Proses pembentukan
Batu-batu secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan dengan itu dipecahkan kepada tiga kumpulan yang besar yaitu:
a. Batuan sediment ( sediment rock)
b. Batuan Beku (Igneus Rock)
c. Batu Metamorf (Metamorfis Rock)

1.Batuan Beku atau Batuan Kristalin(igneous rock)
        Merupakan jenis batuan yang asalnya dari dalam bumi. Batuan tersebut pada awalnya merupakan benda cair, yang meleleh ke arah permukaan bumi, di mana suhunya lebih rendah daripada suhu yang terdapat di dalam tubuh bumi. Karena suhu yang rendah itu, batuan tersebut membeku.Proses pembekuan itu ada yang berjalan lebih lambat, sehingga biasanya membentuk batuan beku basa dimana strukturnya keras dan struktur kristalnya lebih teratur dan ada pula yang berlaku lebih cepat, dan biasanya membentuk batuan beku asam.

2. Batuan Endapan(sedimen/sediment rock)
 Merupakan batuan yang asalnya adalah hasil gradasi. Batuan endapan ada yang tersusun berlapis, tetapi ada juga yang tidak. Butiran endapan itu bisa berukuran macam-macam, dari halus sampai ukuran besar. Bahan batuan endapan bisa dari batuan beku, bisa dari batuan metamorf dan bisa juga dari batuan endapan. Pada batuan endapan tidak terbentuk kristal.


3. Batuan Metamorf
           Merupakan jenis batuan yang sifat-sifatnya berubah sebagai akibat daripada adanya tekanan yang kuat dan suhu yang tinggi. Segumpal tanah saja, kalau dipanaskan cukup lama, bisa menjadi "bata" yang sifat-sifatnya berbeda dengan tanah sebelum dipanaskan. "Bata" itu adalah juga batuan "metamorf", pada prinsipnya. Proses pembentukan batuan metamorf di dalam alam tentu berlanjut dengan tekanan yang lebih kuat dan suhu yang lebih tinggi. Batuan metamorf asalnya dari batuan endapan pada awalnya . Batuan metamorf tidak berkristal. (Pualam, Sabak).
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite 
Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.
II. 3. Batuan sedimen non klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Batu garam termasuk ke dalam golongan evaporit dimana batuan ini terbentuk dilingkungan laut yang tertutup, dan untuk terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memilki larutan kimia yang cukup pekat.
Batuan Sedimen Non Klastik ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh organisme atau dari suatu proses kimiawi. Dalam pengertian lain, Batuan Sedimen Non Klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kegiatan atau aktifitas organik dan kimiawi. Dan dia tidak tertransportasi seperti halnya Batuan Sedimen Klastik.


Bicara tentang Batuan ini kita harus tahu strukturnya bagaimana sehingga dapat membedakannya dengan batuan sedimen klastik.
Mengutip dari bukunya pa Suhartono >> (Suhartono, 1996 : 56-57)
terdapat bermacam-macam Struktur Batuan Sedimen Non Klastik
a. Fossilliferous
b. Oolitik
c. Pisolitik
d. Konkresi
e. Bioherm
f. Cone in cone
g. Biostrom
h. Septaria

BAB III
PEMBAHASAN
III.1.Mineral yang terkandung dalam batu garam
Batu garam ini terbentuk dari kumpulan mineral yang sering disebut halite. Mineral halite mempunyai rumus kimia NaCl. Akan tetapi batu garam bisa juga mengandung pengotor-pengotor dan umumnya yang berasosiasi dengan batu garam tersebut adalah anhydrite, gypsum , dan juga sylvite.
Terbentuknya batu garam ini umumnya akibat dari penguapan air yang mengandung garam seperti air laut yang banyak mengandung ion-ion Na+ (Sodium) dan Cl- (Cloride).

Siklus Garam
Pada jaman dulu dalam skala waktu geologi, sejumlah air yang sangat besar seperti misalnya Laut Mediterania atau laut yang mampu memasuki cekungan Michigan di Era Paleozoic (600-230 juta tahun yang lalu) menguap dan menghasilkan sedimen batu garam yang sangat tebal dan luas. Beberapa teori menjelaskan terbentuknya batu garam yang ada di cekungan Michigan. Salah satunya adalah siklus garam dimana banyak dipengaruhi oleh proses penguapan dan pengendapan garam akibat hilangnya sejumlah air laut yang tidak dapat menahan ion-ion garam yang ada dalam larutan. seperti yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada jaman Kambrium dan Ordovician (600-500 juta tahun yang lalu) cekungan Michigan mulai terbentuk. Pada jaman Silur (425 juta tahun yang lalu), batu gamping (limestone) mulai diendapkan di cekungan Michigan. Dengan bertambah besarnya kecepatan penurunan cekungan di Michigan pada jaman ini, sejumlah terumbu karang (coral reef) terbentuk dan terumbu-terumbu tersebut menjadi semacam penghalang (barrier) sehingga membatasi aliran air laut.
b. Dengan dibantu oleh kondisi iklim daerha tersebut yang arid, maka sinar matahari dan temperatur yang cukup panas menyebabkan air yang ada di cekungan Michigan menguap .
c. Karena semakin banyaknya air yang menguap, maka air yang tersisa tidak dapat menahan garam yang ada di larutan sehingga garam-garam tersebut mulai diendapkan dan jatuh ke dasar laut.
d. Oleh karena air laut yang mampu masuk ke cekungan Michigan semakin banyak maka siklus di atas terulang kembali dan terjadi lagi seterusnya sehingga garam yang diendapkan semakin tebal.



GAMBAR III-1
   Batu garam

III.2. Determinasi batu garam
No   : x
Jenis : Sedimen non klastik
Warna          : putih s/d putih kecoklatan
Tekstur         : Batu garam terbentuk dari mineral halit yang mengalami pelapukan kimia  yang kemudian tersedimentasi. Batuan ini terdapat di daerah pantai.

Struktur: Konkresi,berbutir tak beraturan dan porus karena pelarutan.

Perusahaan penambang : Salt Detroit dan Manufacturing Company

  III.3.  Peran Batu Garam di dunia pertambangan
Batu garam sangat membantu menjebak minyak bumi atau gas yang sering dijumpai di Teluk Meksiko dan daerah-daerah Timur Tengah. Batu tersebut adalah batu garam atau yang sering dikenal sebagai rock salt dan termasuk ke dalam batuan sediment. Batu garam ini terbentuk dari kumpulan mineral yang sering disebut halite. Mineral halite mempunyai rumus kimia NaCl. Akan tetapi batu garam bisa juga mengandung pengotor-pengotor dan umumnya yang berasosiasi dengan batu garam tersebut adalah anhydrite (CaSO4), gypsum (CaSO4.2H2O), dan juga sylvite (KCl).

III.4. Pembentukan Kubah Garam
Kubah garam (salt dome) terbentuk karena lapisan garam yang sangat tebal yang terbentuk dari mineral halite, menerobos batuan yang ada di atasnya sehingga membentuk seperti kubah. Dalam skala waktu geologi (jutaan tahun yang lalu), batu garam yang terbentuk akan tertutupi oleh sedimen di atasnya dan terkubur dalam bumi. Oleh karena berat jenis garam yang relatif lebih kecil (2.16 gr/cc) dibandingkan material di sekelilingnya termasuk sedimen di atasnya (biasanya lebih besar dari 2.4 gr/cc) maka mineral garam tersebut mempunyai kecenderungan untuk menerobos batuan di atasnya. Contoh dari kubah garam ini adalah Avery Island di Lousiana dan Pegunungan Zagros.
Pada saat mineral-mineral garam tersebut mencoba menerobos batuan di atasnya, batuan-batuan di atasnya akan sedikit terlipat dan akan membentuk jebakan dimana minyak bumi dan gas akan berakumulasi. Bahkan tidak jarang pula mineral garam tersebut mampu menerobos sampai ke permukaan atau menerobos lantai samudera jika mineral garam tersebut ditemukan di lautan (offshore). Pada saat bagian atas dari garam tersebut kontak dengan air laut maka garam tersebut mulai melarut dan kadang-kadang meninggalkan bentuk depresi atau runtuhan di sekelilingnya dan kadang pula rekahan tersebut menyebar dari pusat. Rekahan tersebut kemudian berkembang menjadi patahan dan akhirnya patahan tersebut bisa menjadi jalan untuk fluid berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Fenomena seperti ini banyak dijumpai di Teluk Meksiko dan Timur Tengah dimana pembentukan salt dome ini sangat menguntungkan untuk minyak bumi dan gas dapat berakumulasi.

III.5. Pembentuk rock salt
Terbentuknya batu garam ini umumnya akibat dari penguapan air yang mengandung garam seperti air laut yang banyak mengandung ion-ion Na+ (Sodium) dan Cl- (Cloride). Batu garam ini umumnya terbentuk di daerah danau yang mengering akibat penguapan, teluk-teluk yang relative tertutup, daerah estuarine yang ada di daerah arid, daerah-daerah di dekat laut seperti lagoon dan lain-lain. Pada jaman dulu dalam skala waktu geologi, sejumlah air yang sangat besar seperti misalnya Laut Mediterania atau laut yang mampu memasuki cekungan Michigan di Era Paleozoic (600-230 juta tahun yang lalu) menguap dan menghasilkan sedimen batu garam yang sangat tebal dan luas.
Beberapa teori menjelaskan terbentuknya batu garam yang ada di cekungan Michigan. Salah satunya adalah siklus garam dimana banyak dipengaruhi oleh proses penguapan dan pengendapan garam akibat hilangnya sejumlah air laut yang tidak dapat menahan ion-ion garam yang ada dalam larutan seperti yang dijelaskan sebagai berikut:
A.      Pada jaman Kambrium dan Ordovician (600-500 juta tahun yang lalu) cekungan Michigan mulai terbentuk. Pada jaman Silur (425 juta tahun yang lalu), batu gamping (limestone) mulai diendapkan di cekungan Michigan. Dengan bertambah besarnya kecepatan penurunan cekungan di Michigan pada jaman ini, sejumlah terumbu karang (coral reef) terbentuk dan terumbu-terumbu tersebut menjadi semacam penghalang (barrier) sehingga membatasi aliran air laut.
  1. Dengan dibantu oleh kondisi iklim daerha tersebut yang arid, maka sinar matahari dan temperatur yang cukup panas menyebabkan air yang ada di cekungan Michigan menguap .
  2. Karena semakin banyaknya air yang menguap, maka air yang tersisa tidak dapat menahan garam yang ada di larutan sehingga garam-garam tersebut mulai diendapkan dan jatuh ke dasar laut.
D.      Oleh karena air laut yang mampu masuk ke cekungan Michigan semakin banyak maka siklus di atas terulang kembali dan terjadi lagi seterusnya sehingga garam yang diendapkan semakin tebal.




GAMBAR III-2
Pembentuk batu garam





III.6. Industry pengelola batu garam
Michigan menjadi salah satu negara bagian yang menghasilkan dijumpai batu garam dan menjadi salah satu penghasil garam terbesar di Amerika. Proses pembentukan garam yang terjadi sekarang juga bisa dijumpai di beberapa tempat di dunia seperti di Laut Mati (Dead Sea) di Jordan dan Israel.
Kubah garam (salt dome) terbentuk karena lapisan garam yang sangat tebal yang terbentuk dari mineral halite, menerobos batuan yang ada di atasnya sehingga membentuk seperti kubah. Dalam skala waktu geologi (jutaan tahun yang lalu), batu garam yang terbentuk akan tertutupi oleh sedimen di atasnya dan terkubur dalam bumi. Oleh karena berat jenis garam yang relatif lebih kecil (2.16 gr/cc) dibandingkan material di sekelilingnya termasuk sedimen di atasnya (biasanya lebih besar dari 2.4 gr/cc) maka mineral garam tersebut mempunyai kecenderungan untuk menerobos batuan di atasnya. Contoh dari kubah garam ini adalah Avery Island di Lousiana dan Pegunungan Zagros. Pada saat mineral-mineral garam tersebut mencoba menerobos batuan di atasnya, batuan-batuan di atasnya akan sedikit terlipat dan akan membentuk jebakan dimana minyak bumi dan gas akan berakumulasi. Bahkan tidak jarang pula mineral garam tersebut mampu menerobos sampai ke permukaan atau menerobos lantai samudera jika mineral garam tersebut ditemukan di lautan (offshore).












BAB  IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. Kesimpulan

1.      Batu garam merupakan sedimen non klastik terbentuk dari kumpulan mineral yang sering disebut halite.
2.      Mineral halite mempunyai rumus kimia NaCl. Akan tetapi batu garam bisa juga mengandung pengotor-pengotor dan umumnya yang berasosiasi dengan batu garam tersebut adalah anhydrite (CaSO4), gypsum (CaSO4.2H2O), dan juga sylvite (KCl).
3.      Batu garam umumnya terbentuk di daerah danau yang mengering akibat penguapan, teluk-teluk yang relative tertutup.
4.      Berat jenis garam relatif lebih kecil (2.16 gr/cc) dibandingkan material di sekelilingnya termasuk sedimen di atasnya (biasanya lebih besar dari 2.4 gr/cc) maka dari itu mineral garam mempunyai kecenderungan untuk menerobos batuan di atasnya.

IV.2. Saran
        Untuk dapat mendeterminasikan dan mendeskripsikan batu garam dengan baik,kita harus mengetahui beberapa kategori utama,yaitu:
1.      Paragenesa batu garam(asosiasi batuan dan keberadaannya di alam,atau pada sistem sintesis)
2.      Pemberian atau deskripsi mineral (sifat sifat fisik batuan cara mengidentifikasinya)




1 komentar:

Anonim mengatakan...

Bet of the Day - Make Money with Free Spins for all Winners
At Bet of the Day we provide all our players with free spins to febcasino get a งานออนไลน์ fantastic experience of the day. These offers can be used to worrione play slots, table games

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting